Ada
tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh
cinta, setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya
5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit dan 18.000 kali dalam setiap
jam dan nyaris setengah juta sehari semalam, Seseorang entah di belahan dunia
mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaannya. Kau,
Aku dan sepucuk Angpau Merah ini adalah salah satu cerita cinta yang sama
spesialnya dengan cerita yang lain. Borno Seorang pemuda dengan hati paling
lurus di sepanjang tepian kapuas, yang memiliki profesi mulia yaitu tukang
sepit, yang akan selalu memilih antrean sepit nomor tiga belas, dan selalu
menyisakan satu tempat kosong untuk penumpangnya yang spesial itu yang bernama
Mei Wanita bermata sendu nan menawan yang tiap pagi berangkat untuk mengajar
anak-anak SD diseberang kapuas.
Cerita
dalam novel ini sunguh mengalir adanya seperti cerita-cerita cinta yang sering
kita temui di kehidupan sehari-hari tapi yang membedakan adalah karakter dari
tokoh utama Si Borno yang mengajarkan kita bagaimana mengejar mimpi dengan
kerja keras, bagaimana mencintai dengan tulus, bagaimana menghadapi urusan hati
dengan kejujuran, bagaimana kesabaran bisa manjadi pegangan teguh hingga cinta
itu tidak pernah pudar sedikitpun. Seorang pemuda yang tidak pernah memaksakan
jalan cerita cintaNya, seorang pemuda yang punya keteguhan hati percaya akan
skenario terbaik dari langit. Semua cerita ini berawal dan berakhir dari surat bersampul merah dilem
rapi dan tanpa ada namanya, ya angpau merahnya Mei yang sengaja di tinggal
dekat sepitnya abang Borno. Juga yang membuat cerita ini lebih berwarna dengan
dihadirkannya tokoh seperti bang Togar, Sahabatnya Borno Andi, Cik Tulani, Koh
Acong, Bang Jauhari, Bu Dokter Sarah
serta Pak Tua dengan petuah-petuahnya. Rahasia masa lalu yang menjadi konflik
cinta mereka berdua juga tidak bisa meruntuhkan sedikitpun bangunan cinta yang
sudah terlanjur kokoh itu, semua itu karena sepotong hati yang tetap terjaga
keutuhannya.